Thursday, February 17, 2011

Membangun Nilai Diri Anak

Ada seorang ayah yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan anaknya, menyembunyikan ketidaktahuannya dengan menghardik anaknya dengan berkata, " Kamu tidak tahu? Kamu benar-benar bodoh!" Padahal anak itu bertanya karena ia ingin mengetahui jawabannya, bukan karena ingin dievaluasi kepintarannya.
Ini merupakan sebuah kasus kegagalan orangtua dalam mengenali kesempatan untuk membantu anaknya bertumbuh; bukannya menyampaikan penilaian negatif yang merugikan kesempatan anaknya meraih kesuksesan dikemudian hari. Sebenarnya, pengulangan sikap meremehkan seperti itu akan mengakibatkan kerusakan besar pada nilai diri anak.
Jika sang ayah tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan yang diajukan anaknya, daripada bereaksi negatif dengan menghardiknya, apa yang sebaiknya ia lakukan untuk membantu anaknya secara positif?

-Sang ayah dapat mengatakan, "Wah, ayah juga tidak tahu jawabannya. Bagaimana kalau kita mencari jawabannya bersama-sama?"

-Sang ayah dapat membeli ensiklopedia untuk anaknya sehingga anaknya tahu kemana harus mencari jawaban atas pertanyaaan yang didasarkan pada pengetahuan.

-sang ayah dapat menghabiskan waktu sore setiap minggunya untuk membawea anaknya ke perpustakaan, dimana mereka bisa menemukan jawaban dari banyak pertanyaan sehingga pengetahuan keduanya bertambah luas.

-Kedekatan sang ayah pada anaknya akan bertambah dengan menghabiskan beberapa jam setiap minggu berdua, membantu menjawab beragam pertanyaan yang mungkin muncul minggu itu. Waktu yang dihabiskan bersama dapat membentuk ikatan khusus yang abadi antara ayah dan anak, membuat hubungan mereka bertambah kuat.

Sumber : The Power of Two (James Lee Valentine).

0 comments:

Post a Comment